HANS HARTUNG (1904 - 1989)
Dalam karya lithografi ini Hartung mengungkapkan perasaan puitisnya lewat guratan-guratan drawing yang hitam pekat dengan tepi-tepi yang lembut dan kabur. Dalam goresan garis-garis vertikal yang berirama itu, justru secara murni dapat dirasakan impulse perasaan lembutnya lewat goresan pensil dan tinta pada kertas. Rekaman jejak yang demikian tentu tidak dapat tampil semurni itu, apabila pelukis memakai medium yang canggih dan kompleks, seperti cat minyak atau sejenisnya. Di samping aspek-aspek teknis yang berdimensi spiritual, tentu ada konsep dibalik karya Hartung, sehingga memperkuat ekspresi keseluruhannya. Setelah meninggalkan ungkapan ekspresionisme, ia kemudian meleburkan diri dalam seni lukis abstrak. Dalam karya-karya terakhir ia tampak memegang spirit ekspresi Perancis yang ketat, namun tetap berkembang dalam nafas sensibilitas puitik seperti karya-karya seniman Jerman.
Seni Hartung merupakan salah satu sisi arus modernisme dalam seni rupa yang memberikan jalan pada pelepasan nilai subjektif. Dalam arus ini, dapat ditandai aliran-aliran besar seperti ekspresionisme dan abstraksionisme yang mempunyai berbagai varian mashab-mashab dan keunikan pelukisnya. Di sisi lain, bahkan abad dua puluh yang juga ditandai dengan munculnya filsafat eksistensialisme, semakin memberi ruang pada kebebasan individu untuk menggali nilai-nilai subjektif dalam karya seni rupa. Dalam kerangka inilah wajar apabila berbagai bentuk naïf dan graffiti yang ekspresif sangat dipercaya sebagai impulse murni dan emosional dalam merekam dunia spiritual manusia. Dalam karya litografi Hartung yang berupa goresan garis-garis vertical yang membentuk ritme puitis ini, juga tengah dihadirkan impulse murni dunia spiritual tersebut.
Tanpa Judul / Untitled
Litografi / Lithography, 55,5 x 76 cm, Inv. 89/SG/C
Posted on 15 Mar 2007 by webmaster
(ARTIKEL DAN GAMBAR DIAMBIL DARI www.galeri-nasional.or.id/galeri-nasional/)
No comments:
Post a Comment