Banjaran Cerita Pandhawa (20) Arjuna Sendhang
Prabu Kresna raja Dwarawati duduk di atas singhasana, dihadap oleh Samba, Satyaki dan Patih Udawa. Mereka membicarakan kerinduannya terhadap para Pandhawa. Tak berapa lama Nakula dan Sadewa datang, memberi tahu, bahwa Arjuna pergi tanpa berpamitan. Prabu Kresna diminta kehadirannya di kerajaan Ngamarta. Samba, Satyaki dan Patih Udawa diminta bersiap-siap pergi ke Ngamarta.
Prabu Kresna menemui Jembawati, Rukmini dan Setyaboma di istana. Raja memberi berita tentang kepergian Arjuna. Prabu Kresna akan pergi ke Ngamarta. Sebelumnya mereka berempat makan bersama.
Samba, Satyaki dan Patih Udawa bersiap-siap menghantar keberangkatan Prabu Kresna ke Ngamarta. Kemudian mereka berangkat mengawal kereta Prabu Kresna.
Prabu Jatikusuma raja Paranggubarja iri hati karena Arjuna dikasihi oleh para dewa. Raja ingin beristeri para bidadari, dan ingin menjadi “lelananging jagad”. Raja minta kepada Ditya Kala Gredhaksa untuk menyiapkan perajurit. Perajurit raksasa yang dipimpin oleh Kala Gredhaksa, Kala Grendhaka dan Kala Gredhana berangkat dari negara Pranggubarja. Barisan perajurit raksasa bertemu dengan barisan Dwarawati. Terjadilah perang, perajurit raksasa menyimpang jalan, pergi meninggalkan medan pertempuran.
Arjuna bersama para panakawan berjalan dihutan Krendhayana. Mereka bertemu barisan raksasa. Terjadilah perang, para raksasa musnah oleh Arjuna. Togog dan Sarawita lari kembali ke kerajaan Paranggubarja.
Togog dan Sarawita datang di kerajaan Paranggubarja, menghadap raja Jatikusuma, melapor tentang kematian para raksasa oleh Arjuna. Raja marah, lalu menugaskan Patih Jayadendha untuk mempersiapkan perajurit.
Prabu Jatikusuma menghadap Sang Hyang Pramoni.. Raja minta kematian Arjuna yang mengaku “lelananging jagad”. Sang Hyang Pramoni berjanji akan memusnahkan Arjuna, lalu pergi Kekahyangan menghadap Sang Hyang Jagadnata.
Sang Hyang Pramoni menghadap Sang Hyang Guru yang sedang dihadap oleh Hyang Narada, Hyang Bayu, Hyang Yamadipati,Hyang Patuk, Hyang Temboro dan dewa lainnya. Sang Hyang Pramoni melapor sikap Arjuna yang mengaku “lelananging jagad.” Hyang Guru marah, lalu turun ke marcapada.
Hyang Guru menemui Arjuna dan para panakawan di Krendhayana. Sang Hyang Guru melampiaskan kemarahannya, Arjuna dicipta menjadi sendhang. Arjuna hidup bertapa di dalam air sendhang, ia menjadi seorang Begawan bernama Begawan Banyurasa. Arjuna bersamadi mengumpulkan semua air masuk ke sendang.
Para Bidadari menghadap Sang Hyang Guru, memberitahu tentang kekeringan air dan hawa panas. Hyang Narada memberi tahu, bahwa semua air mengalir ke sendhang Banyurasa. Para bidadari bersama Hyang Narada turun ke marcapada, akan mandi ke sendhang.
Para bidadari mandi di air sendhang, mereka mengerumuni Begawan Banyurasa. Mereka senang tinggal di sendhang, dan tidak ingin kembali ke Suralaya. Hyang Narada lama di sendhang, perutnya merasa kembung dan kembali ke Suralaya.
Gathotkaca menghadap Anoman di Kendhalisada, bertanya tentang kepergian Arjuna. Anoman menyuruh agar Gathotkaca pergi ke hutan Krendhayana mencari sebuah sendhang, nanti akan bertemu Arjuna.
Prabu Kresna datang di Ngamarta menemui Prabu Puntadewa, Wrekodara, Nakula dan Sadewa. Raja mengajak pergi ke hutan Krendhayana mencari Bagawan Banyurasa. Mereka berangkat dari Ngamarta, menuju hutan Krendhayana.
Hyang Narada menghadap Sang Hyang Guru, memberitahu bahwa para bidadari tidak mau kembali ke Suralaya. Mereka senang tinggal di sendhang bersama Bagawan Banyurasa. Sang Hyang Guru marah, lalu pergi ke sendhang Banyurasa.
Sang Hyang Guru dan Hyang Narada menyamar berwujud wanita cantik, bernama Dewi Nilawati dan Dewi Suwarsi, datang menemui Bagawan Banyurasa. Bagawan Banyurasa senang menyambut kedatangan mereka berdua. Sewaktu akan dijamah, mereka berubah menjadi Sang Hyang Guru dan Hyang Narada. Arjuna menghormat dan minta maaf. Sang Hyang Guru memaafkan, lalu kembali ke Suralaya. Arjuna telah kembali ke wujud asalnya.
Prabu Kresna bersama para Pandhawa menemui Arjuna. Kemudian datang prabu Jatikusuma yang ingin membunuh Arjuna. Prabu Jatikusuma hampir mati terbunuh oleh Arjuna, kemudian Sang Hyang Pramoni menyambarnya, dibawa lari meninggalkan Arjuna. Prajurit Prabu Jatikusuma dapat dimusnahkan oleh Wrekodara dan Gathotkaca. Prabu Kresna mengumpulkan para Pandhawa, lalu mengadakan pesta bersama.
R.S. Subalidinata
Mangkunagara VII Jilid XX, 1932: 17-24
No comments:
Post a Comment