DEWI AGYANAWATI atau Yadnyanawati adalah putri Prabu Narakasura, raja negara Surateleng dengan permaisuri Dewi Yadnyagini. Dewi Agnyanawati berwajah sangat cantik dan memiliki sifat perwatakan ; lembut, sederhana, baik budi, penuh belas kasih dan teguh dalam pendirian.
Dewi Agnyanawati adalah titisan Bathari Dermi, istri Bathara Derma, yang menitis pada Raden Samba/Wisnubrata, putra Prabu Krtesna dengan permaisuri Dewi Jembawati.
Setelah Prabu Narakasura tewas dalam peperangan di negara Dwarawati melawan Bambang Sitija.
Putra Prasbu Kresna dengan Dewi Pertiwi dan negara Surateleng dikuasai Bambang Sitija, Dewi Agnyanawati diperistri oleh Bambang Sitija yang setelah menjadi raja negara Surateleng dan Prajatisa bergelar Prabu Bomanarakasuira.
Dari perkawinan ini ia memperoleh seorang putra yang diberi nama ; Arya Watubaji.
Sesuai dengan ketentuan Dewata, karena tiba saatnya titis Bathari Dermi harus bersatu kembali dengan titis Bathara Derma, suaminya, dengan bantuan Dewi Wilutama, Dewi Agnyanawati dipertemukan dengan Raden Samba, di keputrian negera Surateleng.
Setelah ada kesepakatan, mereka kemudian meninggalkan keputrian Surateleng pergi ke negara Dwarawati.
Perbuatan Dewi Agnyanawati dan Raden Samba ini membangkitkan kemarahan Prabu Bomanarakasura, yang segera menyerang negara Dwarawati untuk merebut kembali Dewi Agnyanawati istrinya.
Prabu Bomanarakasura tewas dalam peperangan melawan Prabu Kresna, ayahnya sendiri.
Dewi Agnyanawati kemudian menjadi istri Raden Samba, sesuai dengan takdir dewata.
Akhir riwayatnya diceritakan, Dewi Agnyanawati mati bunuh diri terjun ke dalam pancaka (api pembakaran jenasah) bela mati atas kematian Raden Samba yang tewas dalam peristiwa perang gada sesama wangsa Yadawa. (Artikeli ini diambil dari http://senirupa-sma.blogspot.com/2008/09/wayang-aksara.html).
No comments:
Post a Comment