DEWI SURTIKANTI adalah putri kedua Prabu Salya, raja negara Mandaraka dengan permaisuri Dewi Pujawati/Setyawati, putri tunggal Bagawan Bagaspati dari pertapaan Argabelah.
dewi Surtikanti mempunyai empat saudara kandung masing-masing bernama; Dewi Erawati, Dewi Banowati, Arya Burisrawa dan Bambang Rukmarata.
Dewi Surtikanti menikah dengan Basukarna/Adipati Karna, raja negara Awangga/Angga (Mahabharata) putra Dewi Kunti dengan Bathara Surya. Dari perkawinan tersebut, ia memperoleh dua orang putra bernama : Warsasena dan Warsakusuma.
Dewi Surtikanti berwatak ; penuh belas kasih, setia, sabar dan sangat berbakti. Ia mati bunuh diri untuk bela pati atas kematian suaminya.
Dewi Surtikanti tewas sebelum Adipati Karna gugur dalam perang tanding dengan Arjuna dalam perang Bharatayuda karena kesalahan dan keteledoran ucapan Adimangala, patih negara Awangga yang mengucapkan ; Adipati Karna minta sedah / sirih terucapkan menjadi Adipati Karna Seda / Mati.
DEWI SURTIKANTI
Dewi Surtikanti putri kedua Prabu Salya, raja negara Mandraka. Putri ini pertamatama dipertunangkan dengan Prabu Suyudana, raja negara Astina. Tetapi pada waktu itu Surtikanti sudah berkenalan dengan Raden Suryaputra (Karna), putra angkat raja negara Petipralaya.
Perkenalan Suryaputra dengan Surtikanti berlangsung secara rahasia, tetapi ketahuan juga oleh Raden Pamade (Arjuna). Berperanglah ksatria itu. Suryaputta kepegang Pamade akan
dipenggal lehernya dan terluka pada pelipisnya.
Pada saat itu turunlah Resi Narada, seorang Dewa dari kahyangan memisahkan kedua ksatria itu, menerangkan kepada Pamade bahwa yang dihadapinya adalah saudara tuanya sendiri dan mengatakan seharusnya Pamade membantu terlaksananya perkawinan Suryaputra dengan Surtikanti. Sang Hyang Narada kemudian mehadiahkan kepada Suryaputra sebuah mahkota untuk menutupi luka dipelipisnya dan sejak itu bermahkotalah Suryaputra.
Perang antara kedua ksatria itu demikian indahnya., hingga dijadikan sebuah tarian terkenal dengan nama tari wirong yang menggambarkan perang antara Pamade (Arjuna) dan Suryaputra. Tarian tersebut dikenal juga dengan nama Wireng Karna Tinanding.
Tari wireng termasuk tari pilihan dan memang ditarikan untuk bunyi gamelan serba halus pula, hingga dapat menggerakkan hati penonton yang berminat seni.
Dewi Surtikanti bermata jaitan, berhidung mancung, bermuka agak mendongak. Berjamang dengan garuda membelakang. Bersanggul besar dengan sehagian rambut terurai.
Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka – 1982 (Artikel ini diambil dari http://ki-demang.com/gambar_wayang/index.php?option=com_content&view=article&id=1067&Itemid=1076).
No comments:
Post a Comment